“Kalau cuma itu saja sih masalah kecil,” pikirnya. “Orang ini memang benar-benar bijak. Ia pasti mengerti bahwa merubah semua kebiasaan burukku memang sangat sulit.”
Maka sekembalinya ke rumah, lelaki ini kembali melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya. Ia berencana untuk mencuri dan merampok, tapi kemudian berpikir, “Kalau orang-orang menanyakan darimana aku memperoleh hartaku ini, bagaimana cara aku menjelaskannya, bukankah aku tak boleh berbohong?” Ia pun kemudian membatalkan niatnya. Saat melihat ada wanita cantik, ia pun ingin berselingkuh, tetapi kemudian ia berpikir, “Bagaimana kalau keluargaku curiga nanti, apa yang harus kukatakan pada mereka? Bukankah aku tak boleh berdusta.” Ia pun mengurungkan niatnya. Begitulah seterusnya, sampai akhirnya lelaki ini berubah menjadi orang yang baik.
Cerita sederhana ini memberikan gambaran pada kita mengenai kejujuran sebagai sumber dari segala-galanya. Inilah dasar dari perubahan pribadi dan hubungan antar manusia. Kejujuran akan menghasilkan kepercayaan. Dan kepercayaan inilah bahan baku dari setiap jenis hubungan.
Namun di jaman sekarang ini sulit sekali untuk mencari orang yang mau berbicara jujur dan apa adanya. Ini karena kejujuran mengandung resiko yang tidak kecil. Dalam suatu komunitas yang tidak jujur, Anda bisa dimusuhi semua orang bila bersikap jujur. Tapi kalau Anda memahami hukum alam, Anda tentu akan berani mengambil resiko ini. Memang betul, secara jangka pendek, orang yang jujur mungkin akan dimusuhi semua orang, tapi secara jangka panjang orang seperti ini justru adalah orang yang dicari dan dirindukan banyak orang.
Mengapa begitu? Inilah yang disebut hukum alam yang berlaku kapan saja, dimana saja dan untuk siapa saja. Semua orang pada dasarnya merindukan kebenaran.
Namun walaupun sangat mendambakan kebenaran, reaksi pertama orang terhadap pengungkapan kebenaran seringkali bersifat negatif. Kita sering takut melihat kenyataan. Pepatah lama mengatakan, “Buruk rupa cermin dibelah”. Kebenaran itu memang pahit. Kebenaran seringkali membuat telinga kita merah dan emosi kita meningkat.
Inspired by: Arvan PradiansyahPengarang Buku “You Are A Leader!”
Wah bijaksana sekali om... :D mantap dah! Sangat berguna bagi saya yang masih perlu banyak belajar dan berkembang dalam menjalani hidup... :D
BalasHapusMudah-mudahan bisa menjadi pedoman buat kaum muda yang insya Allah masih punya idealisme... bahwa kejujuran "adalah kemuliaan" maka dari itu mas del usahakan selalu bersikap jujur, amin.
BalasHapus